Header Ads

Breaking News
recent

Prepare For Landing !


Halo Aeromodellers, kali ini kita akan membahas tentang persiapan pendaratan sebuah pesawat rc. Postingan ini sejatinya terinspirasi dari tulisan Jason Benson yang saya modifikasi berdasarkan pengalaman pribadi.  

Banyak Aeromodellers yang mengatakan bahwa pendaratan adalah satu satunya manuver terbang yang sifatnya wajib untuk dilakukan. Kalau Anda setuju, berarti hal tersebut merupakan hal yang paling masuk akal. Kita tidak harus melaksanakan take off/ lepas landas, tetapi ketika kita sudah melakukannya, satu -satunya yang harus kita lakukan adalah sebuah pendaratan/ landing! Berikut akan kita lihat apakah Anda adalah orang -orang yang 100% sudah berkompeten dalam sebuah pendaratan pesawat rc.


Dengan landing gear seperti gambar di atas (nose gear), akan mudah untuk mengangkat nose sedikit lebih tinggi tanpa perlu khawatir kehilangan kontrol saat menyetuh landasan. 

Bagian yang sulit tentang sebuah pendaratan adalah kenyataan bahwa Anda akan terbang begitu dekat dengan stall. Tidak seperti pilot skala penuh/skala asli, seorang pilot rc tidak memiliki indikator kecepatan udara yang tersambung ke pesawat yang memungkinkan kita untuk merasakan stall. Namun, bagi saya, dalam mendaratkan pesawat model harus memiliki feeling dan insting yang lebih besar. Seperti yang pernah dikatakan seorang master aeromodeller kepada saya " perbedaan menerbangkan pesawat rc dan pesawat asli adalah 80:20, artinya kalau menerbangkan pesawat asli pilot memerlukan 80% instrumen dan 20% feeling, tetapi pilot pesawat rc perlu 80% feeling dan 20% instrumen."

Kita hanya merasakan stall dalam arti yang berbeda. Cara kita merasa adalah di ibu jari kita yang ada pada stick transmitter yang mengontrol elevator. Sebuah pesawat model rc, akan terbang lebih lambat, sayap akan membutuhkan angle of attack yang lebih untuk mempertahankan ketinggian. Oleh karena itu, saat Anda sedang mempersiapkan pesawat untuk melakukan pendaratan, jika tiba-tiba butuh menambah lebih banyak lift/ gaya angkat untuk mempertahankan ketinggian Anda, maka saat itulah Anda harus menambahkan throttle untuk menghindari stall yang akan menimpa pesawat Anda.



Ok guys, sekarang, mari kita bicara tentang konsep yang paling sulit untuk dipahami. Ketika menerbangkan  sebuah pesawat model, terutama saat mendarat, prinsip dasar yang benar adalah: elevator control berfungsi untuk mengatur kecepatan, sementara throttle control untuk mengatur ketinggian/pendakian.
Kebanyakan orang berpikir dan mempercayai hal sebaliknya. Ini jelas akan benar-benar sangat menyakitkan ketika Anda terbang dekat dengan tanah dan  kehabisan lift/ gaya angkat, sudah pasti pesawat akan menerjang  tanah. 

Kesalahan terbesar orang-orang adalah menggunakan elevator control secara tunggal ketika mencoba mempertahankan ketinggian pesawat mereka saat akan mendarat dimana pada saat bersamaan menggunakan throttle untuk memperlambat kecepatan pesawat dan menghindari kontak keras dengan tanah, alhasil yang terjadi adalah sebaliknya,  justru elevatorlahlah yang bekerja menghambat kecepatan, tanpa memperhitungkan throtle sebagai pemandu ketinggian, lift/gaya angkat akan cepat  hilang, akhirnya stall dan crash! 

MEMBUAT SEGALANYA LEBIH MUDAH

     Mendarat di bidang yang berbeda dapat menambah kompleksitas pendaratan sebuah pesawat model. Ketika Anda fokus saat sedang terbang dan akan mendaratkan sebuah pesawat model, yang perlu Anda lakukan adalah mencoba sedikit rileks, ringankan beban semampu Anda. 

Berikut adalah beberapa hal yang saya gunakan untuk membuat segalanya lebih mudah di otak saya. Hal pertama yang saya manfaatkan adalah landmark. Ketika saya pertama kali tiba di bidang/lapangan baru saya akan meluangkan waktu beberapa menit untuk memindai daerah tersebut dan mencari landmark visual sebagai check point - check point saya.



Beberapa check point favorit saya adalah puncak bukit atau pohon tertinggi, tiang listrik, tiang lampu, atau hal-hal lain yang menonjol di mata. Berikutnya adalah melihat bidang pendaratan, apakah landasan berupa semen, aspal, rumput, tanah atau kolam (untuk seaplane), berapa panjangnya, dan seberapa besar gap obstaclenya. Walaupun kita bukan pilot sungguhan, ada baiknya memperhatikan FOD/ Foreign Object Damage atau benda-benda asing  berbahaya yang berada di landasan pacu. Berbahaya di sini maksudnya seperti batu, kerikil, patok, ranting kering, atau benda-benda lainnya yang mampu membahayakan pesawat model kita pada saat melakukan lepas landas maupun pendaratan. 

Setelah itu adalah mengetahui karakteristik stall dari pesawat model yang saya terbangkan. Setiap kali maiden pesawat model rc yang baru,  saya pasti menerbangkan pesawat tersebut dan membawanya ke ketinggian yang cukup untuk mengetahui apakah semua sudah bekerja sebagaimana mestinya baik kemudi, mesin maupun elektroniknya. Setelah memastikan semua berjalan sebagaimana mestinya lalu saya akan menarik throttle kembali dan mulai mengurangi ketinggian. Berikutnya saya menerapkan lebih banyak elevator untuk mendapatkan stall dan melihat apa respon pesawat. Mamahami karakter stall in dan mencoba melakukan recover untuk mendapatkan stall out pada sebuah pesawat model akan menghapus keterkejutan apapun ketika saya berada di final appproach dan ketinggian final sesaat sebelum touchdown. Kedua poin tersebut dapat membantu menyelamatkan sejumlah pesawat model jika Anda mau meluangkan waktu untuk melakukan apa yang saya sarankan ini.

UNTUK PESAWAT MODEL YANG SULIT DIDARATKAN

Dari konfigurasi yang berbeda dari setiap model,  pesawat tail-dragger/ pesawat tail wheel adalah yang paling sulit untuk mendarat dengan baik. Tentu saja, hal tersebut tidak termasuk pesawat "ringan" model 3D dan pesawat aerobatic seperti Extra dan Edge yang sudah sangat populer.

Secara umum model tail-dragger tidak sulit untuk mendarat. Bahkan untuk pesawat warbird yang terberat sekalipun tidak masuk dalam kategori sulit untuk didaratkan karena pesawat jenis ini biasanya tidak memiliki beban sayap yang tinggi. Meskipun demikian, fakta mengatakan bahwa pesawat tail-dragger adalah kelas pesawat yang paling "trickie" untuk didaratkan, oleh karena itu mari kita fokus di sini.

Jadi, apa yang paling memenuhi syarat sebagai saran yang baik untuk mendaratkan pesawat tail-dragger, misalnya jenis warbird? Bagi saya, 2-point touchdown tanpa memantul/bounce dan mampu mengendalikan peluncuran di sepanjang landasan adalah yang terbaik. Kesalahan paling umum yang biasa kita lakukan sebagai seorang aeromodeller adalah tidak mendapatkan kecepatan yang cukup saat akan mendaratkan sebuah pesawat Warbirds. Hanya karena pesawat akan terbang rendah dan menyentuh permukaan landasan untuk mendarat, bukan berarti kita harus melupakan kecepatan. Mendarat dengan terlalu lambat justru akan menyebabkan bounce dan peluncuran di sepanjang landasan menjadi tidak terkendali.


Meskipun bukan warbird, Anda dapat menggunakan langkah-langkah dalam artikel ini untuk membantu meningkatkan  keberhasilan Anda ketika mendarat dengan pesawat tail-dragger aerobatic seperti gambar diatas

Pertama-tama yang akan kita bahas adalah airspeed/ kecepatan udara. Saat pesawat model akan mendarat, sebaiknya kecepatan pesawat berada sekitar 5 sampai 10mph di atas kecepatan stall. Hal ini akan membuat aliran udara mampu mengalir dengan baik dari sirip vertikal dan rudder untuk mengontrol yaw pada saat touchdown, juga mengaliri sirip horisontal dan elevator demi menjaga sudut yang cukup  untuk meminimalkan bounces/pantulan saat touchdown.

Hal yang kita bahas selanjutnya adalah sikap/posisi pesawat model. Posisi nose/hidung pesawat sebaiknya berada pada posisi level atau sejajar dengan ekor pesawat. Hindarilah pendaratan dengan posisi nose/hidung pesawat yang tinggi seperti ketika sedang mendaratkan sebuah pesawat trainner atau model jet. Pada pesawat tail-dragger, percayalah posisi ini justru akan menimbulkan masalah.

Bahasan selanjutnya adalah flare, yaitu tahapan pendaratan dimana ketinggian pesawat berkurang secara transisi sampai pada titik stall altitude. Usahakan ketika pada kondisi flare, pesawat berada hanya sekitar 6 inchi di atas landasan. Setelah transisi penurunan ketinggian berada pada level ini, lalu tarik throttle ke posisi idle dan biarkan pesawat menjadi lambat. Begitu landing gear melakukan kontak dengan landasan, hal yang harus kita lakukan adalah melepaskan tekanan elevator secara perlahan guna mengurangi kencederungan ekor untuk turun dan menimbulkan gaya angkat kembali secara tidak sengaja.




Perhatikan posisi nose level pada saat pesawat warbird di atas ini mendarat. Peningkatan airspeed membantu untuk mempertahankan otoritas rudder saat touchdown.

Setelah dua roda utama berada benar - benar kokoh di landasan, maka fokuslah pada kontrol rudder dan usahakan pesawat model berjalan pada track sedekat mungkin dengan center line landasan.

Akhirnya, setelah airspeed/ kecepatan udara pesawat model berada di bawah flight speed/kecepatan penerbangan, maka perlahan-lahan tambahkan up-lift kembali untuk mempertegas posisi tailwheel tetap di tanah serta menghindari posisi nose/hidung yang tidak diinginkan (nose down alias pesawatnya sujud mencium landasan...heheheh).

KESIMPULAN

Jika Anda menerima saran dan tips saya di atas dan tetap fokus pada peningkatan keterampilan Anda secara bertahap, saya yakin Anda pasti akan merasakan progres yang anda lakukan itu. Semua poin di atas membutuhkan waktu untuk menguasainya. selain itu setiap pesawat model, juga membutuhkan waktu yang berbeda beda dalam penguasaan di masing - masing poin. Bersabar dan berusahalah terus dalam mempraktekkan satu per satu poin di atas pada setiap pesawat model yang Anda terbangkan. Pada akhirnya kemampuan ini akan menjadi kemampuan alami yang Anda miliki, dimana Anda tidak akan ragu untuk menerbangkan pesawat model baru mana saja dan tidak peduli seberapa "menakutkan" seharusnya pesawat tersebut di daratkan. 

Ok Aeromdellers, sekian dulu postingan saya kali semoga bermanfaat, dan jangan lupa...lakukan teknik landing ini di pesawat warbirds Anda ...di akhir pekan ini....ok guys....Salam Aeromodelling!

No comments:

Tanjungpinang Aeroclub. Powered by Blogger.