Header Ads

Breaking News
recent

5 Prosedur Pemeriksaan Pesawat RC Sebelum Terbang



Halo aeromodellers, banyak diantara para pilot, kadang melupakan atau tidak mengetahui pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan sesaat sebelum terbang. Pada saat – saat tertentu kadang pilot rc justru mempercayai kondisi peralatan dan unit pesawat mereka setelah pada minggu sebelumnya terbang dengan selamat. Padahal hal tersebut belum tentu sama pada kondisi eksisting dimana ia akan menerbangkan pesawatnya, misalnya kondisi baterai receiver, baterai transmitter, hinge yang longgar, push rod yang lepas dan sebagainya. Jika hal tersebut dibiarkan tanpa ada pemeriksaan sebelumnya, maka ada kemungkinan Anda akan pulang membawa kantong kresek yang berisi puing – puing pesawat.




Pilot dalam ukuran skala penuh juga melakukan Pre flight Check sesaat sebelum melakukan penerbangan,   kali ini saya akan memberikan informasi mengenai standar pemeriksaan pesawat rc yang paling dasar untuk dilakukan di lapangan sesaat sebelum terbang, mirip seperti yang dilakukan oleh pilot pesawat ukuran skala penuh...tetapi tetap berbeda. Hal ini biasa dilakukan agar kita dapat memastikan bahwa seluruh perangkat dan unit yang kita gunakan aman untuk diterbangkan. Selain itu, prosedur ini dilakukan untuk menambah keyakinan pada diri seorang pilot rc dalam melaksanakan penerbangannya.

Berikut langkah pemeriksaan pesawat sebelum penerbangan (Free Flight Check)

1. Menghidupkan Transmitter dan receiver




            Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menyalakan transmitter yang akan kita gunakan untuk menerbangkan pesawat model. Perhatikan indikator baterai yang ada, apakah masih mampu untuk membuat suatu penerbangan, jika tidak segera ganti baterai tersebut dengan baterai yang baru atau recharge baterai tersebut agar dapat terisi penuh kembali. Perhatikan memori Transmitter yang kita gunakan, apakah sudah mewakili jenis pesawat yang akan kita terbangkan, jika belum ubahlah ke memori yang sesuai dengan pesawat yang akan kita terbangkan.

Periksalah masing-masing input stick pada transmitter dengan menggerakkannya, apakah semua berjalan dengan normal dan sesuai dengan fungsinya. Untuk lebih jelasnya coba lihat postingan tentang Mengenal Radio Remote Control.




Periksalah baterai receiver dengan battery indicator apakah dalam kondisi yang baik untuk digunakan dalam sebuah penerbangan, jika belum lakukan recharge atau ganti  baterai tersebut dengan baterai yang baru.

Nyalakan receiver, periksalah apakah kondisi lampu indikator receiver bekerja dengan baik, contoh: Pada Radio Remote Control Futaba,  lampu indikator akan menyala konstan berwarna hijau apabila terkoneksi dengan baik. Waspadai jika lampu indikator berwarna merah konstan atau hijau berkedip, hal ini berarti  receiver anda belum tersambung dengan transmitter. Jika indikator receiver berwarna merah berkedip, berarti ada hal yang tidak beres pada receiver Anda, hal ini bisa disebabkan oleh receiver yang rusak atau ada hubungan arus pendek pada salah satu servo yang menyebabkan receiver tidak bekerja dengan baik.


2. Pemeriksaan Servo



            Setelah receiver dinyalakan, lakukan pemeriksaan visual terhadap semua servo yang digunakan dalam pesawat model yang akan diterbangkan. Perhatikan gerak servo, apakah semua berjalan dengan normal.





Lakukan gerakan servo  melalui input stick pada transmitter, apakah servo bergerak menuju travel yang seharusnya atau tidak,  dengarkan apakah servo mengeluarkan suara yang aneh, jika servo bergerak menuju travel tidak sebagaimana mestinya atau tertahan dengan sendirinya pada suatu sudut travel sambil mengeluarkan suara yang aneh berarti ada gear/gigi servo Anda yang rusak.



Contoh lain misalnya : lakukan gerakan input stick aileron ke kanan penuh lalu tahan stick dimaksud, perhatikan apakah servo melakukan gerakan yang benar, pada kondisi stick tertahan, servo dapat dinyatakan normal jika servo horn berada di posisi travel diam konstan.  Servo Anda bermasalah jika mengalami twitching( bergerak sendiri) baik sesaat setelah mendapatkan input stick control, maupun dalam kondisi bebas dari perlakuan stick control.

3. Pemeriksaan Control Surface



            Apabila semua servo berjalan dengan normal, lakukanlah pemeriksaan terhadap sistem control surface, baik itu sistem aileron, elevator maupun rudder. Apabila pesawat anda termasuk jenis yang sayap utamanya mudah dilepas/dipasang biasanya jenis high wing trainner, maka lakukan pemasangan terhadap sayap terlebih dahulu. Periksa karet pengikat sayap apakah sudah cukup kuat, atau apabila menggunakan sekrup pastikan apakah sekrup sudah terpasang dengan kencang. setelah itu lakukan prosedur nomor 2 untuk memastikan kerja servo aileron berfungsi dengan baik. Periksa travel control surface apakah bekerja dengan baik, perhatikan masing masing – masing conector linkage maupun push rod apakah ada yang longgar atau lepas atau bahkan putus.
                                                                                       


Perhatikan arah kendali control surface apakah sudah benar dan jangan sampai terbalik. Arah control surface yang terbalik biasanya terjadi akibat memori pada transmitter yang belum di ubah sesuai peruntukan pesawat yang akan diterbangkan.



Periksa juga seluruh struktur pesawat mulai dari bagian nose sampai tail, termasuk sayap utama, apakah ada bagian yang mengalami crack/retak yang mungkin diakibatkan oleh pendaratan yang kurang sempurna atau akibat gaya gravitasi yang berlebihan pada saat terbang. Pastikan roda pendarat bekerja dengan baik, termasuk roda kemudi baik yang berada di bagian nose, maupun yang berada di ekor untuk jenis tail dragger.


4. Pemeriksaan Engine dan Fuel System


            Apabila semua tahapan di atas sudah dilaksanakan, sekarang saatnya untuk menuju ke mesin dan sistem bahan bakar. Pertama yang harus dilakukan pada tahapan ini adalah melihat pada tangki bahan bakar, apakah sudah terisi penuh? Periksa bagian tube karet penutup tangki, apakah terjadi kebocoran atau rembesan bahan bakar disana. Selanjutnya periksa selang tube bahan bakar yang mengalirkan bahan bakar ke mesin maupun selang udara serta selang pengisian apakah tampak terjadi kebocoran di sana. Kebocoran tangki maupun selang bahan bakar akan membuat performa kerja mesin menjadi menurun.



Selanjutnya periksa bagian mesin, apakah posisi lubang karburator sudah cukup saat stick input berada pada posisi needle. Bukaan lubang karburator pada saat needle tergantung pada jenis mesin yang Anda gunakan, tetapi kebanyakan tidak lebih dari 1-3 mm. Selanjutnya gerakkan stick input transmitter pada posisi full open, perhatikan juga bukaan lubang karburator pada posisi ini. Usahakan lubang karburator terbuka sepenuhnya pada saat stick input berada di posisi fully open. Bukaan lubang karburator yang tidak sempurna pada saat posisi full throtle akan mengganggu performa mesin terutama saat sedang mengudara.



Selanjutnya cobalah nyalakan mesin Anda. Biasanya Saya menggunakan electric starter dan glow ignition untuk menyalakan mesin nitro yang saya gunakan. Hal ini menurut saya lebih aman kalau dibandingkan dengan hand start/ menggunakan tangan. Pastikan baterai starter elektrik dan glow ignition sudah terisi penuh daya, ketika akan digunakan.



Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan glowignition : jangan biarkan glow ignition tertanam cukup lama pada busi tanpa segera melakukan start engine. Banyak terjadi di lapangan para pilot sudah memasang glow ignition pada busi, sementara dirinya masih keasyikan ngobrol, atau melihat pesawat temannya, atau menunggu giliran pemakaian electric starter karena antri dengan pilot lainnya. Hal ini dapat menggangu performa busi Anda dan cepat menguras baterai glow ignition yang terpasang tadi.



Selanjutnya adalah melakukan pengecekan performa kerja mesin dengan melihat kondisi mesin pada saat idle maupun full throtle, lakukan beberapa klik putaran pada needle valve apabila kinerja mesin dirasa belum maksimal. Jangan biarkan mesin terlalu lean hanya untuk mendapatkan rpm maksimal tanpa memperhatikan kemampuan mesin dalam menahan panas, mintalah masukan dari para pilot senior tentang petunjuk pengaplikasian performa mesin ini.


5. Memperhatikan Arah Angin



            Setelah semua dirasa normal, hal yang terakhir yang harus Anda lakukan adalah melihat ke arah windsock, dari mana dan ke arah mana angin bertiup. Kalau di lapangan belum tersedia windsock, kita dapat mencabut beberapa rumput atau potongan daun dan melemparkannya ke udara. Setelah tahu ke mana arah angin bertiup, maka kita dapat menentukan dari runway sebelah mana kita dapat melakukan persiapan lepas landas. Idealnya, arah titik persiapan lepas landas dan pendaratan harus berlawanan  dengan arah angin. Tetapi apabila runway sedang crosswind Anda dapat melakukan kiat-kiat melakukan lepas landas maupun pendaratan melalui artikel saya sebelumnya tentang crosswind landing.



Yups Aeromodellers, prosedur pemeriksaan pesawat sebelum terbang lebih banyak dilakukan dengan visual, sambil mendengar dan merasakan hal – hal yang terjadi pada pesawat model kita. Tentunya hal ini perlu dilaksanakan secara terus menerus agar kita semakin menguasai tiap – tiap tahapan dengan baik guna memperoleh keamanan dalam penerbangan. 




Ok guys, sekian dulu postingan saya kali ini, semoga berkenan dan bermanfaat.... dan seperti teman pilot saya bilang...jangan lupa bahagiaaaaa.....Salam Aeromodelling!

No comments:

Tanjungpinang Aeroclub. Powered by Blogger.