Header Ads

Breaking News
recent

Crosswind Landing


Halo Aeromodellers,  pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Crosswind Landing. Dalam dunia penerbangan, pilot - pilot terlahir dari sebuah pendidikan penerbang baik itu pendidikan penerbang sipil maupun militer. Singkat cerita, setelah menempuh pendidikan dimaksud lalu mereka terjun sebagai pilot -pilot dengan performa terbaik agar tetap aman dalam melakukan tugas -tugas mereka. Sebagai Airmen terbaik, ada hal yang cukup jelas  menggambarkan pengalaman masing-masing pilot tersebut yaitu kemampuan melakukan pendaratan crosswind.

Sementara di dunia rc, pengalaman seorang pilot rc juga dapat terlihat dari manuver pendaratan crosswind ini. Selama saya menggeluti dunia aeromodelling, banyak teman -teman pilot rc yang sudah paham dan sangat berpengalaman melakukan pendaratan crosswind, tetapi juga tidak sedikit dari teman - teman pilot rc yang belum mengerti bagaimana melakukan pendaratan crosswind.




Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai crosswind landing, ada baiknya kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan crosswind landing. Crosswind landing adalah kondisi dimana pesawat melakukan pendaratan pada kondisi angin yang berhembus tidak searah dengan runway atau lebih tepatnya berhembus dari samping, sehingga aprroaching dilakukan dengan cara membelokkan/memiringkan arah badan pesawat.  Hal seperti ini umumnya terjadi apabila angin berhembus cukup kencang serta mengarah ke arah samping runway.

Dalam sebuah penerbangan yang normal, kita  melakukan lepas landas dan mendarat dengan kondisi berlawanan dengan arah angin, dan biasanya arah angin tersebut sejajar dengan bidang landasan/runway. Tapi hal tersebut tidak selalu dapat kita lakukan karena arah angin ada kalanya berubah, dan bidang landasan/ runway tidak mungkin berubah, kecuali kita memiliki lebih dari satu runway yang mengakomodir perubahan arah angin tersebut.

Pada postingan ini, kita akan membahas mengapa diperlukan teknik yang berbeda untuk melakukan pendaratan crosswind dan belajar bagaimana untuk mengeksekusi teknik tersebut dengan sempurna setiap kali kita dihadapkan pada kondisi crosswind.

Teknik Crab



Untuk memahami mengapa pendaratan crosswind berbeda dari pendaratan saat kondisi normal, penting untuk memahami perbedaan lintasan di atas tanah dengan lintasan saat berada di dalam kondisi crosswind. Semua pesawat terbang dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin dari massa udara di mana mereka terbang. Dalam kondisi angin tenang, Anda hanya perlu menerbangkan pesawat ke arah yang Anda inginkan dan pesawat tersebut akan terbang tepat menuju titik tersebut dan mendarat tepat di atas runway. Jika Anda melakukan ini dalam kondisi crosswind, pesawat model akan melayang perlahan melawan arah angin dan menjauh dari titik pendaratan yang Anda inginkan.



Untuk terbang dan menuju titik pendaratan dengan tepat di runway pada saat crosswind, Anda perlu melakukan teknik crab/kepiting, untuk masuk menuju angin sehingga sebagian dari vektor kecepatan Anda digunakan untuk melawan arus yang disebabkan oleh crosswind tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa kepiting berjalan ke samping, demikian juga pesawat mengadopsi gerak ini dan terbang seolah ke samping seperti kepiting dimana nose/hidung pesawat sedikit menghadap arah crosswind berasal. Secara perlahan teknik ini mampu menembus crosswind dengan aman dan memungkinkan pesawat mendapatkan jalur penerbangan yang tepat untuk menuju titik pendaratan yang diinginkan di atas runway. Jika angin datang dari kiri, maka Anda sebaiknya melakukan teknik "kepiting" dengan mengarahkan nose/hidung pesawat sedikit ke kiri menuju angin untuk melawan crosswind tersebut dimana pesawat seolah -olah berjalan ke samping kanan menuju titik pendaratan.



Teknik crab/kepiting bekerja sangat baik  ketika terbang mengikuti trek menuju arah pendaratan dalam kondisi crosswind. Mengapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama ketika pesawat mendarat/ touchdown di kondisi crosswind? Ketika mendarat, seperti yang Anda tahu, sangat penting bagi pesawat untuk disejajarkan dengan landasan pacu. Jika Anda tetap melakukan teknik kepiting di landasan pacu, maka pesawat akan keluar dari landasan pacu dan justru menimbulkan masalah yang lebih besar. 

Teknik Slip



Teknik slip adalah teknik yang dalam  kondisi crosswind  biasa digunakan untuk mempersiapakan  lepas landas dan pendaratan suatu pesawat. Dalam arti yang paling dasar, terbang slip adalah suatu kondisi pesawat yang tidak terkoordinasi, dimana rudder dan ailerons  pesawat dibelokkan ke arah yang berlawanan. Anda mungkin telah mempelajari penggunaan rudder dengan ailerons ke arah tertentu untuk mempertahankan belokan yang mulus dan terkoordinasi dalam penerbangan normal non-aerobatic. Sekarang kita akan mengggunakan dua kontrol tersebut secara berlawanan untuk melakukan sebuah pendaratan crosswind.


Dengan pesawat model rc 4-channel, adalah mungkin untuk melakukan gerakan yaw pesawat ke suatu arah dan secara bersamaan melakukan gerakan roll ke arah yang berlawanan.  Hal ini akan menyebabkan gerakan berputar/berbelok setiap vektor akan tertahan, dimana pesawat model akan terus terbang lurus ke depan dan cenderung menuju ke bawah/tanah, sementara jika pesawat terbang ke samping menuju arah datangnya crosswind, maka pesawat secara perlahan berubah arah lurus ke depan (forward slip) sesuai jalur pendaratan dan mendekati titik pendaratan. Dengan Perubahan sikap pesawat ini, maka teknik slip ini sangat efektif jika Anda melakukan pendaratan dengan pendekatan yang tinggi  karena mampu meningkatkan drag.




Akan sangat berguna untuk berlatih slip di ketinggian sebelum mengaplikasikannya dekat dengan tanah atau saat akan mendarat. Pada saat di ketinggian, perlahan terapkan rudder ke satu arah  dan aileron ke arah yang berlawanan secara bersamaan untuk menghindari kemungkinan perubahan arah heading pesawat. Anda kemungkinan besar akan melihat perubahan level ketinggian yang semakin turun sejak sudut rudder dan aileron berubah. Berlatihlah bagaimana merubah heading pesawat dengan menggunakan rudder sambil mempertahankan level sayap dengan menggunakan ailerons. Latihan selanjutnya yang baik adalah dengan mencoba mengaplikasikan teknik ini pada crosswind pendaratan sambil menjaga heading konstan dari berbagai variasi bank angle  hingga mencapai pendaratan dengan peluncuran yang berbeda-beda dirunway.

THE CROSSWIND LANDING



Lalu bagaimana kita mengaplikasikan forward slip dalam sebuah pendaratan crosswind? Selama pendaratan crosswind, kita menggunakan rudder untuk menyelaraskan nose/hidung pesawat searah dengan  panjang landasan dan ailerons untuk mencegah penyimpangan melawan arah angin baik upwind maupun downwind. Dengan menggunakan input kontrol slip secara berlawanan, maka secara simultan pesawat dapat menghindari drift  dengan mengalihkan sebagian dari vektor gaya angkat dengan kemiringan pesawat menuju sumber arah angin, sambil mempertahankan keselarasan dengan garis tengah landasan/runway  menggunakan rudder. Pesawat model ini akan touchdown dengan satu roda pendarat utama di sayap yang menjadi rendah akibat mendapatkan upwind dan juga roda ekor. Kemudian Pesawat model  semakin lambat dan roda pendarat utama lainnya yang berada di sisi sayap downwind akan menyentuh runway. 



Untuk membantu mempersiapkan jempol dan otak dalam pendaratan crosswind, sebaiknya praktek terbang crosswind dimulai dari melakukan appproach dengan teknik crab/kepiting sekitar 20-30 feet,  kemudian dilanjutkan dengan bertransisi ke teknik slip. Gunakan rudder untuk menyelaraskan heading pesawat model searah dengan garis tengah landasan dan ailerons untuk menyesuaikan posisi pesawat model agar tetap di atas landasan. Saat Anda mendekati runway, lakukanlah go-around. Terbanglah dengan pola lalu lintas normal, berlatihlah teknik crab dengan seluruh pola dan kemudian ulangi kembali approach. Ketika Anda sudah merasa nyaman terbang dengan pola pendekatan crosswind, bawalah pesawat Anda sedikit lebih rendah setiap kali mengulangi latihan. Salah satu item yang perlu diperhatikan: ketika terbang dengan teknik slip, secara signifikan akan ada lebih banyak drag yang dihasilkan pada pesawat model, sehingga Anda akan melihat penurunan level ketinggian yang cukup signifikan dari biasanya. Pada saat approach, sebaiknya perlu menambah sedikit power guna mengurangi penurunan ketinggian level pesawat yang berlebihan.

Ada satu titik terakhir yang perlu dipertimbangkan sesaat sebelum menyentuh tanah. Angin biasanya bertiup jauh lebih kuat dari tanah. Kemiringan arah angin ini mengharuskan Anda untuk mengurangi koreksi crosswind secara bertahap saat turun.


THE FLARE

Ketika Anda sudah merasa nyaman terbang dengan pendekatan Slip maupun Crab, maka sekarang saatnya untuk menggunakan kedua teknik tersebut secara bersamaan. Kalau saya secara pribadi lebih memilih untuk terbang dengan pendekatan crabbing crosswind, dan dilanjutkan dengan transisi ke pendekatan slip yang sedikit agak terlambat. Pada penerbangan yang dilakukan  pada pesawat dengan ukuran sebenarnya/ skala penuh, para pilotnya juga sering kita jumpai menunggu untuk transisi dari crab ke slip sampai sesaat sebelum atau bahkan selama flare, dengan maksud agar penumpang lebih nyaman. General Aviation pilot biasanya menggunakan teknik slip lebih banyak, yaitu setelah mengaktifkan final. 


Cobalah kedua teknik tersebut secara bersamaan untuk menemukan waktu transisi antara keduanya sehingga dengan demikian Anda secara otomatis juga akan menyukai teknik yang mana yang paling anda sukai. Untuk pesawat model bisanya terbang sampai ketinggian 4 atau 5 feet/kaki di atas landasan untuk kemudian secara perlahan menutup trothle dan memulai flare. 



Jika Anda menerbangkan sebuah pesawat model  taildragger,  secara perlahan Anda harus menambahkan elevator-up sesaat setelah touchdown dan mulai melambat untuk memastikan roda ekor menyentuh erat di tanah sehingga proses peluncuran pesawat di runway dapat dikendalikan dengan baik.  Sama halnya dalam semua pendaratan, menggunakan rudder untuk mempertahankan kontrol arah di landasan pacu setelah touchdown.

Pada kondisi crosswind, akan ada kecenderungan kuat untuk sayap melawan angin dan terangkat selama flare, touchdown dan peluncuran, jadi pastikan terus memegang stick input aileron untuk menjaga sayap tidak mendapatkan gaya angkat kembali. Masalah yang umum terjadi saat lepas landas dan pendaratan crosswind adalah kurangnya input yang memadai pada sudut aileron untuk menghilangkan drift, input sudut rudder yang tidak memadai untuk melawan weathervaning, dan hilangnya kontrol arah, terutama ketika mendarat dengan model tailwheel.

KESIMPULAN
Pesawat dengan skala penuh juga melakukan teknik yang saya sampaikan di atas dalam menghadapi crosswind landing.



Dalam dunia RC seringkali crosswind menjadi salah satu alasan para pilot untuk membatalkan penerbangan mereka. Postingan mengenai crosswind hendaknya menjadi jalan keluar terhadap alasan tersebut. 

Pada saat angin tenang, sudah beberapa kali saya melihat pilot yang berkompeten justru kehilangan kendali atas pesawatnya sesaat sebelum touchdown dan akhirnya  gagal landing dengan sempurna hanya karena  adanya angin yang tidak terlalu kencang bertiup dari samping runway. Saya berharap ketika Anda menemukan crosswind di lapangan, sebaiknya mengambil kesempatan tersebut untuk berlatih terhadap pemahaman baru mengenai crosswind landing guna meningkatkan keterampilan dan skill terbang Anda.

Bagi saya, kemampuan melakukan crosswind landing yang sempurna, sama indahnya dan sama hebatnya ketika kita melakukan manuver loop, four point roll, atau knife edge. 

Ok guys, sampai jumpa di postingan berikutnya....dan selamat berlatih...semoga semuanya bermanfaat. Salam Aeromodelling!

No comments:

Tanjungpinang Aeroclub. Powered by Blogger.